Jika lumpur dapat terjadi karena air yang bercampur dengan tanah, maka itu berbeda dengan lumpur yang ada pada tambak seperti tambak udang. Lumpur yang ada di tambak udang adalah lumpur yang pada dasarnya sudah cukup umum ditemukan dan bahkan lumrah terjadi. Itu karena lumpur yang ada di tambak udang adalah lumpur yang terbuat dari kotoran, hingga pakan yang tidak termakan.
Tentunya walau terjadi secara alami, lumpur yang ada pada tambak tidak boleh dibiarkan begitu saja. Itu karena lumpur tersebut dapat merusak kehidupan dalam satu tambak, dikarenakan lumpur tambak mengandung bahan organik serta dapat berpotensi memiliki sifat asam apabila tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu penting sekali lumpur tambak di monitoring, yang mana tepat sebelum membuat tambak.
Inilah Informasi Mengenai Cara Monitoring Lumpur Tambak Sebelum Membuat Tambak
Lumpur tambak yang dibiarkan apalagi tidak di monitoring, maka itu akan membuat akumulasi bahan organik yang terjadi akan sangat berlebihan, yang mana itu akan membuat menurunnya kadar oksigen dalam air pada tambak tersebut. Nah seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya, jika dibiarkan atau terus berlanjut maka tambak akan menimbulkan senyawa beracun yang dapat membuat penghuni tambak mengalami stres, tidak mau makan, hingga menyebabkan pada kematian massal yang ada di tambak.
Untuk itu, maka penting sekali Anda untuk monitoring lumpur pada tambak sebelum membuat tambak, yang mana caranya bisa Anda ikuti sebagai berikut:
Anda bisa melakukan pengawasan atau monitoring lumpur pada tambak, yaitu tepat sebelum tambak itu dibuat. Nah alasannya karena ada suatu tujuan, yaitu untuk mengubah bahan organik yang terkumpul pada dasar tambak menjadi mineral yang baik untuk tambak. Jadi dengan demikian, maka yang pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki pintu air pada pematang tambak.
Berikutnya Anda perlu juga menyertakan pemasangan saringan pada pintu air, yang kemudian dilanjutkan dengan mengangkat lumpur yang ada pada tambak.
Berikutnya, Anda perlu melakukan pengeringan pada tambak dengan bantuan dari panas atau sinar matahari selama beberapa hari kedepan. Mengapa demikian? Itu karena pengeringan bisa untuk mengoksidasi bahan organik yang ada menjadi mineral atau hara, sehingga tambak akan kembali dalam keadaan subur. Tidak hanya itu, pengeringan ini juga bertujuan untuk membunuh bakteri patogen penyebab penyakit, serta mematikan benih hama yang masih tersisa pada tambak.
Ketika masih dalam proses pengeringan, maka sebaiknya Anda lakukan pengangkatan lumpur dengan cara mengeruknya saja. Lalu kemudian Anda bisa menempatkannya pada pematang, sehingga dengan begitu maka permukaan pematang menjadi lebih tinggi untuk menghindari terjadinya kebocoran pematang.
Berikutnya bukan cara, melainkan suatu peringatan atau saran dari kami. Anda harus menggunakan input budidaya yang tidak berlebihan, tidak memberi pakan secara berlebihan, atau membuang sisa pakan yang mengendap dengan segera, serta tidak lupa juga dalam mempertahankan limbah untuk tidak mengalami kondisi sedimentasi dengan menggunakan kincir.
Berikutnya, alangkah lebih baiknya jika Anda melakukan pemantauan lumpur tambak dengan mengukur laju sedimentasi pada tambak secara rutin, terutama sejak penghuni tambak seperti udang memasuki usia 30 hari hingga panen. Nah pemantauan tersebut bisa Anda lakukan 10 sampai 15 hari sekali sesuai dengan tambak itu sendiri.
Jadi itulah informasi mengenai cara monitoring lumpur tambak sebelum membuat tambak. Semoga bermanfaat untuk Anda dan juga kepada yang lainnya. Dalam keperluan tambak, tentunya Anda membutuhkan pompa celup, yang mana yang terbaik dan berkualitas adalah Tsurumi. Mengenai pompa celup Tsurumi, tentunya anda bisa ketahui lebih lanjut di IndahJaya.com
Comments